Bimbingan TPA – Fakultas Hukum Universitas Indonesia atau biasa disebut sebagai FHUI merupakan fakultas hukum tertua di Indonesia. Pada awalnya, fakultas ini bernama Rechtshogeschool atau Faculteit der Rechtsgeleerdheid, yang dibuka pada 28 Oktober 1924.
Hingga saat ini, FHUI telah banyak mencetak lulusan terbaik yang berkontribusi bagi dunia hukum di Indonesia. Nah, kali ini, yuk kita coba mengenal program studi dan peminatan yang ada di Program Magister FHUI, simak informasi di bawah ini, ya!
Program Studi dan Peminatan Magister Ilmu Hukum
Program Magister Ilmu Hukum FHUI dirancang untuk menghasilkan lawyer yang profesional dengan keahlian dan pengetahuan yang luas di bidangnya masing-masing. Selain itu, Program Studi Magister Ilmu Hukum juga ditujukan menghasilkan lulusan yang dapat melakukan penelitian dan memahami teori dan metodologi hukum untuk menyelesaikan permasalahan hukum.
Masa studi pada umumnya untuk kelas reguler (pagi) adalah 3 semester, dan untuk kelas khusus (sore) adalah 4 semester. Gelar yang akan disandang adalah Magister Hukum (M.H.).
Peminatan Magister Ilmu Hukum
Program Studi Ilmu Hukum pada Program Magister memiliki 12 peminatan, yaitu:
Hukum Ekonomi
Hukum Kenegaraan (HTN/ HAN)
Hukum dan Sistem Peradilan Pidana
Hukum dan Ilmu Pengetahuan Islam
Hukum Hak Kekayaan Intelektual (HKI) & Teknologi
Hukum Perdagangan Internasional
Hukum Transnasional
Hak Asasi Manusia & Good Governance
Hukum Keuangan Negara
Hukum Ketenagakerjaan
Hukum Sumber Daya Alam
Praktek Peradilan
Program Studi Magister Kenotariatan
Program Magister Kenotariatan dirancang dengan kurikulum khusus agar menghasilkan lulusan yang menguasai ilmu hukum khususnya di bidang kenotariatan dan pertanahan serta terampil dalam mengaplikasikannya di berbagai pekerjaan bidang hukum, antara lain sebagai Notaris, Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) dan Konsultan.
Perkuliahan diselenggarakan dengan sistem Satuan Kredit Semester (SKS). Beban studi sebanyak 42 sks yang terdiri dari Mata Kuliah Wajib Kurikulum Nasional, Wajib Lokal dan Mata Kuliah Pilihan. Gelar yang disandang adalah Magister Kenotariatan (M.Kn.)
Mata Kuliah Magister Kenotariatan
Peraturan Jabatan dan Etika Notaris
Dasar-Dasar Teknik Pembuatan Akta
Metode Penelitian dan Penulisan Ilmiah
Pembuatan Akta Badan Hukum Non PT dan Akta Perusahaan Non Badan Hukum
Pembuatan Akta Aneka Perjanjian
Pembuatan Akta Perorangan dan Keluarga
Pembuatan Akta Perseroan Terbatas
Pembuatan Akta Aneka Pembagian dan Pemisahan Harta Warisan
Pembuatan Akta PPAT
Hukum Aneka Perjanjian dan Jaminan
Penguasaan, Pendaftaran, dan Pengalihan Hak Atas Tanah
Aspek Kenotariatan dalam Hukum Perusahaan
Hukum tentang Surat Berharga dan Pasar Modal
Hukum Keluarga dan Harta Perkawinan
Kapita Selekta Hukum Tanah
Hukum Waris
Peraturan Lelang
Aspek Kenotariatan Dalam Hukum Pajak
Hukum Kepailitan
Aspek Kenotariatan Dalam Hukum Adat
Notaris dan Sistem Elektronik
Pembuatan Akta Perjanjian Hak Kekayaan Intelektual
Aspek Kenotariatan Dalam Hukum Perbankan
Pembetulan Akta Notaris
Pembuatan Kontrak Internasional
Teori dan Penemuan Hukum
Nah, itu dia ulasan mengenai Program Magister yang ada di Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Kedua program studi pada Program Magister tersebut pendaftarannya dapat ditempuh melalui tes SIMAK UI Pascasarjana.
Program Persiapan SIMAK UI Pascasarjana
Kamu mau ikut SIMAK UI Pascasarjana tapi nggak tahu bagaimana strategi terbaik menghadapinya? Jangan khawatir, ada Bimbingan TPA yang siap membantu kamu dalam mempersiapkan ujian SIMAK UI Pascasarjanamu.
Kamu akan dapat materi SIMAK UI Pascasarjana ter-update, latihan soal, kelas yang nyaman dan kondusif (dengan pilihan online/offline), serta tutor yang sudah berpengalaman mengajar persiapan SIMAK UI Pascasarjana. Yuk, lihat informasi programnya di bimbingantpa.com!
Bimbingan TPA – Setelah lulus dari program sarjana kedokteran dan menjalani masa internship, kamu akan mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked) dan Dokter (dr.). Jika kamu ingin melanjutkan pendidikan di bidang kedokteran, ada dua pilihan yang bisa kamu pilih, yaitu Program Magister Kedokteran (S2 Kedokteran) dan Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS).
Untuk kamu yang baru saja lulus dari S1 Kedokteran dan ingin melanjutkan pendidikan, mungkin informasi ini penting untuk disimak. Kali ini kita akan membahas perbedaan antara Magister Kedokteran (S2 Kedokteran) dan Kedokteran Spesialis (PPDS). Meskipun sama-sama berlabel kedokteran, ada perbedaan signifikan di antara dua tingkat pendidikan lanjutan ini. Yuk, kita cari tahu apa saja perbedaannya!
Pendidikan Lanjutan
Untuk mengikuti Program Magister Kedokteran, kamu harus terlebih dulu mengantongi gelar S.Ked., dr., dokter spesialis 1, atau dokter spesialis 2. Dengan kata lain, kamu bisa mengambil program magister kedokteran ini setelah mengambil pendidikan dokter spesialis terlebih dahulu. Setelah melanjutkan pendidikan ke program magister kedokteran, kamu bisa lanjut lagi ke program doktoral atau S3 Kedokteran.
Sementara itu, untuk mengikuti Program Pendidikan Dokter Spesialis, kamu harus memiliki latar belakang pendidikan minimal S1 kedokteran (dengan gelar S.Ked dan dr.). Setelah lulus dari program spesialis 1, kamu bisa melannjutkan pendidikan ke program spesialis 2 (konsultan) atau program magister kedokteran.
Ilmu yang Dipelajari
Sederhananya, gelar master ini berkaitan dengan hal-hal teoritis dan ilmu murni, seperti Magister Biomed, Magister Kesehatan Masyarakat, Magister Manajemen Rumah Sakit, Magister Promosi Kesehatan, dan lain-lain.
Untuk spesialis, lebih ke ilmu terapan dan praktek. Seperti Spesialis Jantung, Spesialis Bedah, Spesialis Kejiwaan, dan lain-lain.
Alur Pendidikan
Seorang mahasiswa kedokteran/kedokteran gigi, harus melewati pendidikan S1 Ilmu kedokteran/kedokteran gigi terlebih dahulu. Setelah lulus, ia bisa melanjutkan sekolah ke pendidikan profesi untuk mendapatkan gelar (dr/drg) dan jenjang S2 (magister).
Sementara untuk pendidikan spesialis, ia harus resmi mendapatkan gelar dr/drg terlebih dahulu sebelum mendaftar program spesialis. Sementara, untuk mendaftar S2 ia hanya membutuhkan gelar S.Ked/S.KG dari S1.
Gelar yang Didapatkan
Program Magister
Program Magister Kedokteran sama seperti Program Magister pada jurusan-jurusan lain. Bagaimana dengan kuliahnya? S2 Kedokteran berapa tahun? Sama juga seperti Program S2 jurusan-jurusan lain, S2 Kedokteran dirancang untuk dapat diselesaikan dalam empat semester.
Beberapa pilihan jurusan S2 Kedokteran antara lain Ilmu Kedokteran Dasar, Ilmu Kedokteran Klinik, Ilmu Kedokteran Tropis, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Ilmu Pendidikan Kedokteran, Ilmu Kesehatan Reproduksi, Ilmu Kesehatan Olah Raga, dan lain-lain. Setelah lulus, gelar S2 Kedokteran yang diperoleh adalah Magister Pendidikan Kedokteran (M.Pd.Ked).
Program Spesialis
PPDS biasanya berlangsung selama 4-6 tahun, tergantung pada jenis spesialisasi yang dipilih. Beberapa Program Spesialis antara lain Andrologi, Bedah Toraks Kardiovaskular, Ilmu Bedah, Ilmu Bedah Anak, Ilmu Bedah Saraf, Ilmu Kesehatan Anak, Ilmu Kesehatan Mata, Ilmu Penyakit Dalam, Mikrobiologi Klinik, Neurologi, Patologi Anatomik, Patologi Klinik, Psikiatri, Radiologi, Urologi, dan lain-lain.
Setelah menyelesaikan PPDS, dokter spesialis harus lulus ujian yang diselenggarakan oleh IDI untuk memperoleh sertifikat spesialis dan diakui sebagai dokter spesialis oleh pemerintah. Resmi berstatus sebagai dokter spesialis, berarti ada tambahan gelar dokter spesialis setelah dr. dan S.Ked. Terus bagaimana penulisan gelar dokter spesialis? Berikut beberapa contoh penulisan gelar dokter spesialis.
ProdiGelar
Akupunktur Medik Sp. Ak.
Andrologi Sp. And.
Bedah Sp. B
Bedah Saraf Sp. BS
Farmakologi Klinik Sp. FK
Gizi Klinik Sp. GK
Kedokteran Okupasi Sp. Ok.
Kedokteran Olahraga Sp. KO
Kedokteran Penerbangan Sp. KP
Ilmu Kesehatan Anak Sp. A
Mikrobiologi Klinik Sp. MK
Neurologi Sp. N
Onkologi Radiasi Sp. Onk. Rad
Ilmu Kesehatan Mata Sp. M
Parasitologi Klinik Sp. Par. K
Patologi Anatomik Sp. PA
Patologi Klinik Sp. PK
Penyakit Dalam Sp. PD
Kedokteran Jiwa Sp. KJ
Radiologi Klinik Sp. Rad.
Urologi Sp. U
Kedokteran Kelautan Sp. KL
Nah, itu dia beberapa perbedaan antara magister kedokteran dan kedokteran spesialis. Kalu kamu kira-kira lebih pilih yang mana, nih? Yuk, simak banyak informasi penting dan menarik seputar kuliah S2, S3 dan PPDS serta Tes Potensi Akademik di bimbingantpa.com!
Bimbingan TPA – Bidang kedokteran memang masih menjadi idaman banyak calon mahasiswa. Pasalnya, jurusan kedokteran menawarkan prospek kerja dan pendapatan yang menjanjikan. Selain itu, terdapat banyak spesialisasi yang bisa diambil, seperti spesialis bedah, spesialis anak, spesialis penyakit dalam, dan lain-lain.
Namun, tahukah kamu ada beberapa spesialisasi di bidang kedokteran yang jumlahnya masih terbilang langka atau sangat sedikit di Indonesia? Ada spesialisasi apa saja, ya? Yuk, simak informasinya di sini!
Spesialisasi Kedokteran Penerbangan
Spesialisasi kedokteran penerbangan memang belum banyak dikenal orang awam karena dokter spesialis penerbangan ini masih terbilang langka di Indonesia. Spesialisasi ini hanya ada di satu universitas di Indonesia, yaitu di Universitas Indonesia. Keilmuan tentang dokter spesialis penerbangan sebenarnya bukan hal baru. Hanya saja, di Indonesia baru diadaptasi selama 10 tahun terakhir. Jadi, lulusannya belum banyak.
kebanyakan lulusan dokter spesialis penerbangan praktik di instansi pemerintah yang berkaitan dengan pesawat maupun maskapai penerbangan. Tugasnya secara umum, memastikan kesehatan para awak kabin dalam kondisi baik untuk mengoperasikan pesawat.
Spesialisasi Kedokteran Kelautan
Spesialis Kedokteran Kelautan adalah program pendidikan spesialisasi dalam bidang kedokteran yang fokus pada pelayanan kesehatan yang berkaitan dengan kelautan dan kehidupan di laut. Tentu, Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia membutuhkan banyak spesialis itu.
Prodi baru tersebut bertujuan untuk menghasilkan dokter yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi khusus dalam merawat dan mengatasi masalah kesehatan yang sering terjadi di lingkungan kelautan. Terutama yang sering menimpa pelaut, angkatan laut, nelayan, penyelam, pekerja pengeboran dalam laut, dan individu yang tinggal atau bekerja di lingkungan kelautan.
Spesialisasi Kedokteran Olahraga
Kedokteran olahraga adalah cabang ilmu kedokteran yang berspesialisasi dalam merawat orang-orang yang mengalami cedera olahraga. Cedera olahraga ini bisa terjadi pada atlet atau orang biasa yang aktif secara fisik.
Spesialis kedokteran atau sports medical specialist ini tidak hanya fokus pada perawatan cedera yang berhubungan dengan olahraga, tetapi juga pada pencegahan cedera, rehabilitasi, nutrisi, dan pelatihan untuk membantu atlet meningkatkan kemampuan mereka di lapangan.
Spesialisasi Kedokteran Onkologi Radiasi
Spesialis onkologi radiasi merupakan dokter ahli yang memiliki spesialisasi dalam memberikan terapi radiasi, yakni suatu metode pengobatan yang menggunakan radiasi berenergi tinggi untuk membunuh atau melumpuhkan tumor dan sel kanker secara lokal atau regional.
Spesialis onkologi radiasi dapat melakukan pengobatan kanker dengan menggunakan alat radiasi atau dikenal dengan radioterapi, baik dengan cara eksternal maupun internal. Secara singkat, radioterapi eksternal bekerja untuk menghancurkan sel kanker dengan energi dan akurasi yang tinggi, sehingga tidak merusak jaringan normal di area sekitarnya. Sementara itu, radioterapi internal dikenal dengan brakiterapi. Yaitu radiasi internal yang bekerja dengan meletakkan sumber radiasi secara spesifik dari dalam atau di dekat tumor ganas untuk periode waktu tertentu.
Spesialisasi Kedokteran Forensik
Dokter forensik termasuk dalam bidang ilmu kedokteran yaitu ilmu forensik. Ilmu forensik adalah ilmu kedokteran yang berkaitan dengan sistem peradilan pidana. Ilmuwan forensik memeriksa dan menganalisis bukti dari TKP dan di tempat lain untuk mengembangkan temuan objektif. Temuan ini bisa membantu dalam penyelidikan, menuntut pelaku kejahatan, hingga membantu membebaskan orang yang tidak bersalah.
Dokter forensik termasuk dalam bidang ilmu kedokteran yaitu ilmu forensik. Ilmu forensik adalah ilmu kedokteran yang berkaitan dengan sistem peradilan pidana. Ilmuwan forensik memeriksa dan menganalisis bukti dari TKP dan di tempat lain untuk mengembangkan temuan objektif. Temuan ini bisa membantu dalam penyelidikan, menuntut pelaku kejahatan, hingga membantu membebaskan orang yang tidak bersalah.
Itulah dia beberapa spesialisasi kedokteran yang keberadaannya masih langka atau sedikit di Indonesia. Kamu tertarik mengambil salah satu dari 5 spesialisasi langka di atas? Yuk, persiapkan seleksi masuk Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) bersama Bimbingan TPA! Klik bimbingantpa.com untuk informasi program belajar dan pendaftarannya, ya!
Bimbingan TPA – Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) di Indonesia dilakukan melalui suatu proses, yang disebut seleksi penerimaan calon PPDS dan diselenggarakan oleh masing-masing universitas. Dengan banyaknya tahapan yang perlu dilewati oleh setiap calon PPDS, persiapan yang matang dan pemahaman mendalam tentang keseluruhan proses seleksi sangat berperan penting dalam menentukan kelulusan calon PPDS. Penulis, pada artikel ini, akan menjelaskan 6 tips yang perlu diperhatikan oleh calon PPDS.
Gambaran Proses Seleksi PPDS
Proses seleksi PPDS diawali dengan mengisi formulir pendaftaran dan mengumpulkan dokumen persyaratan secara elektronik, melalui masing-masing website universitas. Kemudian, calon peserta yang dianggap memenuhi persyaratan administratif akan menjalani berbagai ujian, seperti ujian bahasa Inggris, tes potensi akademik, ujian tulis khusus program studi, pemeriksaan kesehatan umum, dan pemeriksaan kesehatan jiwa. Jika lolos dari semua ujian tersebut, calon PPDS akan menjalani seleksi wawancara yang diselenggarakan oleh masing-masing program studi.
TIPS HADAPI SELEKSI MASUK PPDS
Pahami Kriteria Persyaratan dan Jadwal Seleksi
Setiap dokter yang berkomitmen untuk menjalani seleksi PPDS wajib memahami seluruh kriteria persyaratan dan jadwal seleksi.
Kriteria Persyaratan
Walaupun terdapat beberapa kesamaan aspek persyaratan antar universitas, sejumlah kriteria bisa memiliki nilai batas yang berbeda antar program studi di universitas yang sama. Kesamaan persyaratan misalnya indeks prestasi kumulatif (IPK), kompetensi bahasa Inggris, bukti selesai internship, dan pengalaman klinis.
Sebagai contoh, suatu program studi spesialis A mensyaratkan IPK minimal 3,00, sedangkan program studi spesialis B di universitas yang sama hanya mensyaratkan IPK minimal 2,75. Oleh sebab itu, calon PPDS wajib mencatat kriteria persyaratan seleksi dan merencanakan cara untuk memenuhi persyaratan tersebut.
Jadwal Pembukaan dan Penutupan Seleksi
Hal lain yang juga penting untuk diperhatikan adalah mengetahui seluruh jadwal seleksi, sejak permulaan pendaftaran hingga masa pengumuman hasil seleksi. Beberapa universitas membuka jadwal pendaftaran spesialis pada periode yang sama, misalnya pada bulan Februari untuk semester ganjil dan September untuk semester genap.
Namun, setiap universitas dapat memiliki periode penutupan pendaftaran yang berbeda. Hal ini akan mempengaruhi kapan persiapan dokumen pendaftaran dan materi ujian perlu dilakukan.
Susun Seluruh Jadwal Penting Selama Proses Seleksi
Setelah kriteria persyaratan pendaftaran PPDS didapatkan, calon PPDS perlu menyusun seluruh jadwal kegiatan penting selama periode seleksi, yang kemudian harus menjadi jadwal pribadi PPDS selama menjalani persiapan pendaftaran.
Hal ini bertujuan agar calon PPDS dapat memantau kegiatan mana saja yang sudah dan belum terpenuhi, serta mengantisipasi apa yang perlu dilakukan. Contoh kegiatan penting yang perlu masuk dalam jadwal pribadi PPDS adalah pemutakhiran riwayat hidup atau curriculum vitae (CV), sertifikat pelatihan, pemeriksaan kesehatan tertentu, serta pengumpulan surat rekomendasi dan surat keterangan bekerja.
Buat Kelompok Belajar
Untuk mempercepat proses penguasaan materi ajar, penulis merekomendasikan agar calon PPDS membuat kelompok belajar, bersama calon PPDS lain yang memiliki tujuan yang sama. Hal ini perlu dilakukan untuk mengantisipasi lingkup pembelajaran yang sangat banyak, tetapi perlu dipahami dalam waktu pendek.
Penuhi Target Revisi dan Simulasi Ujian Tertulis
Apapun jenis metode belajar yang dipilih, setiap calon PPDS perlu memenuhi target pengulangan materi dan melakukan simulasi ujian tulis. Penelitian menunjukkan bahwa pengulangan materi ujian dapat mengurangi tingkat kecemasan sebelum ujian dan meningkatkan performa hasil ujian.
Pengulangan materi ajar bertujuan agar calon PPDS memiliki dasar pengetahuan yang utuh dan tepat, sesuai dengan harapan setiap program studi spesialis. Sementara itu, simulasi ujian tulis bertujuan untuk menguji tingkat pemahaman calon PPDS sesuai dengan kompetensi dasar.
Lakukan Simulasi Wawancara
Simulasi wawancara dan umpan balik terhadap hasil latihan wawancara dapat membantu mempersiapkan calon PPDS dalam menghadapi seleksi wawancara. Wawancara calon PPDS umumnya dilakukan secara terstruktur atau semi-struktur, sehingga hal-hal yang hendak diketahui oleh pihak universitas relatif sama untuk seluruh kandidat PPDS.
Wawancara dapat dilakukan dengan cara pertemuan tatap muka atau virtual, dan dapat melibatkan lebih dari satu pewawancara. Dokumen yang dijadikan acuan wawancara antara lain riwayat hidup, formulir pendaftaran, salinan ijazah, transkrip nilai, sertifikat pelatihan, dan esai.
Hidup Seimbang dengan Olahraga dan Istirahat yang Cukup
Walaupun proses persiapan seleksi PPDS dapat membuat jadwal kegiatan terasa padat, calon PPDS tetap perlu menyeimbangkan diri dengan beristirahat dan berolahraga yang cukup. Bukti ilmiah mengisyaratkan bahwa individu memiliki risiko lebih tinggi terhadap kualitas tidur yang buruk saat menjelang periode ujian, yang disebabkan oleh tingkat stres yang lebih tinggi sehingga dapat memengaruhi performa akademik.
Nah, itu dia beberapa persiapan yang perlu kamu lakukan atau perhatikan saat mengikuti seleksi masuk PPDS. Jika kamu mau mendapatkan persiapan yang lebih maksimal, kamu bisa mengikuti kelas persiapan masuk PPDS di Bimbingan TPA. Ada banyak pilihan kelas mulai dari kelas provat, semiprivat, sampai kelas kelompok, baik online maupun offline. Klik bimbingantpa.com untuk informasi program dan pendaftarannya, ya!
Bimbingan TPA – Dokter, siapa yang tidak mengenal profesi yang satu ini? Mungkin semuanya sudah mengenal profesi dokter beserta dengan berbagai spesialisasinya. Namun, apakah kamu sudah tahu juga bahwa di bidang kedokteran gigi juga punya spesialisasinya sendiri, lho.
Dokter gigi spesialis adalah dokter gigi yang mengkhususkan diri dalam suatu bidang ilmu kedokteran gigi tertentu. Seorang dokter gigi umum harus memperoleh gelar sarjana kedokteran gigi (SKG) selama kurang lebih 8 semester, dilanjutkan dengan kerja praktik di Rumah Sakit Gigi dan Mulut selama kurang lebih 2 tahun, serta setelah melewati berbagai ujian, barulah ia berhak memperoleh gelar dokter gigi (Drg).
Selanjutnya, pendidikan profesi dokter gigi spesialis (PPDGS) merupakan program pendidikan profesi lanjutan dari pendidikan dokter gigi umum. Berikut ini adalah spesialisasi dokter gigi yang ada di Indonesia.
1. Spesialis Bedah Mulut (SpBM)
Pendidikan dokter gigi spesialis bedah mulut ditempuh selama 10 semester. Keahlian yang dimiliki oleh seorang SpBM adalah melakukan tindakan bedah rahang, penanaman implan gigi, operasi gigi bungsu dengan berbagai faktor penyulit, operasi tumor dan keganasan pada kepala, leher, dan rongga mulut, tindakan perawatan celah bibir dan langit-langit mulut, bedah koreksi asimetri wajah, bedah sendi rahang, dan sebagainya.
2. Spesialis Kedokteran Gigi Anak (SpKGA)
Pendidikan dokter gigi spesialis kedokteran gigi anak ditempuh selama 5 semester. Keahlian yang dimiliki oleh seorang SpKGA adalah menangani seluruh masalah kesehatan gigi anak, mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan gigi-gigi mereka, membantu mereka menghindari masalah kesehatan gigi di masa yang akan datang dengan pendekatan sesuai psikologis anak, sehingga anak tidak akan mengalami trauma untuk pergi ke dokter gigi.
3. Spesialis Konservasi Gigi (SpKG)
Pendidikan dokter gigi spesialis konservasi gigi ditempuh selama 5 semester. Keahlian yang dimiliki oleh seorang SpKG adalah perawatan dan pencegahan gigi berlubang, penambalan gigi sesuai dengan kasus (pembuatan veneer, mahkota, pasak, onlay, inlay), perawatan gigi berlubang dalam yang sudah mencapai ke ruang saraf dan pembuluh darah gigi (perawatan saluran akar gigi), dentin hipersensitif, fraktur mahkota gigi, lesi karies radiasi, gigi avulsi, bedah endodontik, pemutihan gigi eksterna dan interna, dan sebagainya.
4. Spesialis Penyakit Mulut (SpPM)
Pendidikan dokter gigi spesialis penyakit mulut ditempuh selama 5 semester. Keahlian yang dimiliki oleh seorang SpPM adalah perawatan kesehatan mulut pada pasien kompromis medik dan diagnosis serta pengelolaan non bedah pada kelainan atau penyakit yang mengenai regio mulut dan sekitarnya, manifestasi penyakit sistemik di rongga mulut serta perawatan kesehatan gigi dan mulut bagi pasien kompromis medik. Perawatan luka, sariawan yang tak kunjung sembuh, dan tonjolan pada jaringan lunak mulut yang disebabkan berbagai penyakit sistemik merupakan salah satu contoh keahlian SpPM.
5. Spesialis Ortodonsia (SpOrt)
Pendidikan dokter gigi spesialis ortodonsia ditempuh selama 5 semester. Keahlian yang dimiliki oleh seorang SpOrt adalah mendiagnosa kelainan pertumbuhan dan perkembangan gigi dan wajah (dentofasial), serta cara penanggulangannya melalui upaya preventif, interseptif dan kuratif baik secara bedah maupun non-bedah, guna mengembalikan fungsi sistem pengunyahan dan estetika yang optimal.
6. Spesialis Periodonsia (SpPerio)
Pendidikan dokter gigi spesialis peridonsia ditempuh selama 5 semester. Keahlian yang dimiliki oleh seorang SpPerio adalah perawatan jaringan pendukung gigi, seperti perawatan gusi berdarah, gusi meradang, penurunan gusi, gigi-gigi yang goyang, menghilangkan karang gigi, bedah periodontal, dan sebagainya.
7. Spesialis Prostodonsia (SpPros)
Pendidikan dokter gigi spesialis prostodonsia ditempuh selama 5 semester. Keahlian yang dimiliki oleh seorang SpPros adalah pembuatan restorasi gigi asli dan atau penggantian gigi hilang beserta jaringan lunak rongga mulut dan maksilofasial dengan bahan pengganti buatan, antara lain pembuatan gigi tiruan cekat dan lepasan, pembuatan veneer, perawatan gangguan sendi rahang, pemasangan implan gigi, dan sebagainya.
8. Spesialis Radiologi Kedokteran Gigi (SpRKG)
Pendidikan dokter gigi spesialis radiologi kedokteran gigi ditempuh selama 5 semester. Keahlian yang dimiliki oleh seorang SpRKG adalah menganalisa dan menginterpretasikan gambaran radiologi gigi.
Itulah beberapa spesialisasi yang ada pada bidang kedokteran gigi. Setelah mengetahui informasi mengenai spesialisasi di bidang kedokteran gigi, apakah kamu tertarik untuk mengambil Program Pendidikan Dokter Spesialis Gigi (PPDSG)? Buat kamu yang tertarik, kamu bisa mengikuti program persiapan masuk PPDSG bersama Bimbingan TPA.
Iya, Bimbingan TPA karena ujian tulis pada seleksi PPDSG di berbagai universitas di Indonesia menggunakan Tes Potensi Akademik (TPA) dan Tes Bahasa Inggris (TBI) selain tes wawancara dan mungkin tes bidang di beberapa universitas tertentu.
Mau tahu ada program apa saja di Bimbingan TPA? Klik bimbingantpa.com untuk informasi program dan pendaftarannya, ya!